Rabu, 19 Juni 2013
Waktu Adalah Nyawa
Dikisahkan, dibawah sebuah pohon yang rindang, tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, uniknya, diantara anak–anak itu terlihat seorang kakek duduk bersama mereka, ikut menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru, kejadian aneh itu ternyata menarik perhatian pemuda yang kebetulan melewati tempat tersebut. Sesuai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi menghampiri sang kakek, bertanyalah dia kepada si kakek:
“Kek, apakah kakek seorang guru?
“Bukan…….., jawab si kakek
“Kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak tadi?” si pemuda tambah penasaran
“Apa salahnya duduk dengan anak – anak itu? Ketahuilah aku tadi sedang belajar dengan anak – anak itu,”
"Lho, pelajaran tadi kan untuk anak-anak….., bukan untuk orang tua seperti kakek. Memangnya berapa umur kakek? Kok tidak malu belajar bersama dengan anak-anak itu?”
“Umur ku tahun ini tepat sepuluh tahun…” jawab si kakek itu sambil tersenyum.
“Ah…, kakek bercanda kalau menurut perkiraan aku, paling umur kakek sudah 70-an tahun…….” Si pemuda menebak sambil tetap penasaran.
"Hahahahahahaha, tebakan mu benar anak muda. Bila dihitung dari saat aku lahir hingga saat ini, umurku memang 70 tahun. Tetapi 60 tahun yang telah ku lewati janganlah dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku yang sepuluh tahun terakhir ini,” jawab si kakek penuh misteri.
Si pemuda pun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi.” Mengapa masa 60 tahun itu tidak dihitung? Apa artinya ?
Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab, ”Sejak kecil sampai usia 20 tahun, seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. Tapi aku gunakan waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai. Sebab semua keinginan dan kebutuhan disediakan berlimpah–limpah oleh orangtuaku. Lalu 20 tahun berikutnya waktu yang seharusnya berjuang dan meniti karir. Maka aku gunakan untuk berfoya-foya dan menghabiskan harta orang tuaku. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan masa pensiunku, malah aku gunakan untuk bertamasya tak karuan tujuannya. Semua harta yang tersisa aku hambur-hamburkan karena aku hanya mengejar kesenangan sesaat. Coba pikir, bukanlah 60 tahun yang telah kulewati itu sia sia belaka?’
“Bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir?
Dengan mata berkaca-kaca si kakek berkata, “sepuluh tahun terakhir ini aku baru sadar, bahwa 60 tahun hidupku telah kulalui tanpa makan, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita…inilah sebab-akibat, inilah akibat karmaku yang dilakukan pada masa lalu. aku sudah bangkrut, jatuh miskin, sebatang kara, tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas kasihan orang lain. Tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku merasa seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar hidup dari awal lagi,”
Setelah berhenti sejenak si kakek meneruskan kata-katanya
“Anak muda… jangan meniru seperti apa yang telah aku jalani. Karena, waktu adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk belajar, berusaha, dan berkarir. Gunakan waktumu untuk tujuan yang mulia, maka kelak di hari tuamu kau akan merasa bahagia. Karena kehidupanmu bukan hanya berguna bagi diri mu sendiri, tetapi juga harus berarti bagi orang lain.’
Sahabat-Sahabatku, Kisah tadi sungguh menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang sangat sia-sia dan tidak berguna. Ini merupakan pelajaran berharga bukan saja untuk anak–anak dan orang muda, tapi juga untuk kita semua. Jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu selagi kita memilikinya. Apalagi saat kita masih berkemampuan penuh meraih segala sesuatu yang kita inginkan, yang terbaik buat hidup kita. Waktu adalah modal utama dan kekayaan yang paling berharga yang dimiliki setiap orang. Maka tak salah jika ada ungkapan, TIME IS MONEY. Atau ungkapan yang lebih bernilai adalah:
"TIME IS LIFE. WAKTU ADALAH NYAWA"
Dan apa yang didapat dalam hidup itu ditentukan oleh sang waktu. Semua orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari semalam, meskipun demikian, apa yang didapat maupun dihasilkan oleh setiap individu tidaklah sama. Orang-orang tertentu bisa mendapatkan penghasilan puluhan hingga ratusan juta dan berbagai kehidupan baik yang sangat prestatif, sementara orang – orang lainnya hanya mendapat kan puluhan hingga ratusan ribu belaka dengan kebajikan yang biasa saja. Dalam jangka waktu yang sama, sejumlah orang dapat melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat, tetapi orang-orang lainnya justru membunuh waktu dan melakukan hal tidak bermanfaat.
Orang-orang yang memiliki kebiasaan hidup efektif biasanya mampu mendapatkan manfaat dan nilai tertinggi dari waktu yang dimilikinya. Merekalah orang-orang yang sukses alias THE WINNER.
Sebaliknya orang-orang yang kebiasaan hidupnya tidak efektif, pasti hanya mendapatkan sedikit manfaat dari waktu yang dimilikinya. Merekalah orang-orang yang gagal dalam hidup ini.
Jangan pernah menunda berbuat baik sebanyak-banyaknya, lakukan kebajikan saat ini, karena kebanyakan manusia menyesal ketika batas waktu kehidupan telah berakhir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar