Ibunda Meng Zi yang Bijaksana
Di negeri China pernah hidup seorang filsuf besar bernama Meng Zi.
Kebijaksanaan dan hikmahnya membuat sebagian orang China hampir
menyejajarkan kualitas Meng Zi dengan Kong Zi, karena itu mereka sering
menyebut kedua filsuf itu dengan sebutan “Khong Meng”. Meng Zi merupakan
murid Kong Zi.
Pada waktu Meng Zi masih kanak-kanak, ayahnya
meninggal dunia. Ibunya membesarkannya dengan kondisi yang sangat sulit.
Karena ia mencintai mendiang suaminya, Ibu Meng Zi pindah rumah ke
dekat makam suaminya. Karena dekat, dari rumah mereka sering terdengar
orang meratap sambil memukul-mukulkan tangannya kebenda-benda terdekat.
Melihat didekat rumahnya ada pemandangan seperti itu, Meng Zi sering
berada di dekat orang-orang yang sedang meratap. Ia pun berpura-pura
menangis tersedu-sedu mengikuti orang yang sedang meratap. Baginya
ikut-ikutan sedih seperti permainan yang mengasikan. Ibunya sering
memperhatikan anaknya itu. Ia berpikir bahwa ini tempat yang kurang baik
bagi pertumbuhan anaknya, maka ia membawa Meng Zi pindah ke kota.
Di kota banyak sekali pedagang. Para pedagang suka berteriak menawarkan
dagangannya dan suka minum bir bersama serta sering mengucapkan
janji-janji palsu dalam menawarkan barang dagangannya. Bagi Meng Zi hal
tersebut menarik, karena itu ia mulai belajar minum bir, berteriak
menawarkan dagangan dan mengucapkan janji-janji gombal ala pedagang. Ibu
Meng Zi resah dan berpikir tempat ini tidak terlalu baik bagi
perkembangan moral dan perkembangan pengetahuan anak.
Setelah
berpikir matang soal tempat yang paling ideal untuk anaknya, ia
memutuskan untuk pindah ke dekat sekolah.Dari sekolah tersebut bisa
terdengar suara guru yang sedang mengajar dan di sekolah itu ada
perpustakaan sehingga ia berharap anaknya bisa belajar banyak hal yang
berguna untuk hidupnya. Di situ juga banyak murid sekolah sehingga
diharapkan Meng Zi akan terdorong untuk bersekolah dan rajin belajar.
Meng Zi pun terpengaruh. Tiap hari ia selalu berusaha mendengarkan
pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Di tempat itu ia belajar
membaca. Setelah bisa membaca ia mulai rajin membaca buku. Banyak buku
kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan dipelajarinya dengan tekun. Ia juga
berdiskusi dengan murid-murid yang ada di sekolah itu. Hari demi hari,
tahun demi tahun, Ibu Meng Zi gembira melihat anaknya begitu suka pada
belajar-mengajar.
Dalam hatinya ia berkata, “Ini memang tempat
yang tepat untuk anak saya bertumbuh !” Karena kesukaanya belajar,
berdiskusi, dan membaca buku, Meng Zi berkembang menjadi orang yang
sangat dikagumi kepintaran dan hikmahnya. Bahkan ia dikenal sebagai
seorang filsuf besar negeri China.
Ada banyak pelajaran dari
kisah seorang Meng Zi dan sifat Bijaksana Ibunya yang dengan berbagai
cara dilakukan seorang Ibu agar anaknya selalu berada dilingkungan yang
bisa membuat karakter seorang anak senantiasa berada dalam kebaikan.
Janganlah menjadi seorang Ibu yang tidak peduli dengan lingkungan anak
kita bertumbuh sebab lingkungan itu akan membentuk watak dan karakter
seorang anak dalam hidupnya.
Bila semua Ibu dalam sebuah negara
mampu menjadi Ibu yang bijaksana dan beriman maka akan terlahir
anak-anak yang membanggakan bagi bangsanya, dan benarlah kalimat bahwa
wanita ataupun seorang Ibu itu adalah tiang negara sebab merekalah
penentu seberapa mulia generasi negara itu.
————————————–
Beralih ke Thomas Alva Edison, sang penemu jenius. Di masa belia,
secara fisik Edison kecil agak tuli dan dicap bodoh di sekolah, bahkan
gurunya pernah meminta ibunya untuk mengeluarkannya dari bangku sekolah.
Namun meski demikian, ibunya tak patah arang dan membulatkan tekad
bahwa anaknya bukan anak bodoh dan ia sendiri yang akan mendidik dan
mengajarnya.
Alhasil, Edison hanya mengenyam pendidikan formal
di bangku sekolah selama tiga bulan, setelah itu pendidikannya diperoleh
dari sang ibu yang mengajar Edison di rumah. Ibu Edison mengajarkannya
cara membaca, menulis, dan matematika. Dia juga sering memberi dan
membacakan buku-buku bagi Edison, seperti buku-buku karya penulis Edward
Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens.
Ia adalah
Nancy Mattews. Sosok ibu hebat yang berhasil membangkitkan rasa percaya
diri anaknya hingga akhirnya Edison kecil tumbuh menjadi Thomas Alva
Edison, salah satu penemu terbesar di dunia yang genius. Meskipun secara
fisik anaknya agak tuli, namun itu semua bukan menjadi tembok
penghalang yang berarti bagi Nancy untuk terus berjuang mengantarkannya
ke tangga kesuksesan. Selama kariernya, Thomas Alva Edison telah
mempatenkan sekitar dari 1.093 hasil temuannya, termasuk bola lampu
listrik, gramofon, juga kamera film.
——————
Sekelumit
cerita di atas adalah kisah heroik dan inspiratif dari seorang ibu
kepada anaknya. Hal itu semakin menegaskan bahwa di balik kehebatan
seseorang, peran seorang ibu teramat besar. Ibu telah menunjukkan peran
hebatnya saat mulai mengandung janin selama berbulan-bulan. Sebuah
pengorbanan dan perjuangan berat harus dilakoninya demi anak yang
dikandungnya sampai kemudian mempertaruhkan nyawa saat melahirkan.
Kemudian menyusui dan memeliharanya hingga anak tumbuh berkembang hingga
besar.
Setelah anak itu lahir, ibulah yang menjadi pendidik
pertama di lingkungan keluarga. Didikan dan arahan ibu akan mempengaruhi
kecerdasan, karakter dan kepribadian sang anak yang akan terbawa hingga
dewasa. Hitam putih anak sangat bergantung pada orang tua, terutama ibu
yang mengandung dan melahirkannya. Dari sentuhan kasih sayang dan
didikan seorang ibu yang hebat, ternyata anak bisa menjadi tokoh hebat
yang kelak berguna bagi masyarakat.
Ibu mampu memotivasi dan
menyuntikkan semangat ketika anak sedang dalam kondisi lemah. Ketika
kondisi malas, dorongan dan stimulus ibu akan sangat membantu
membangkitkannya. Ibu juga mampu memainkan perannya sebagai motivator
dan konsultan ulung ketika sang anak sedang terjerat masalah dan
kesulitan.
Tak dapat dimungkiri lagi bahwa keberadaan sosok
perempuan, terutama ibu, sangat menentukan. Selain pendidikan, motivasi
dan doa seorang ibu yang dengan tulus selalu dipanjatkan kepada Tuhan
juga akan memuluskan langkah anaknya dalam menapaki tangga keberhasilan.
Doa dan restu sang ibu menjelma menjadi kekuatan dahsyat yang siap
meruntuhkan tembok penghalang dan rintangan dalam menggapai
keberhasilan. Sering sebuah tantangan terlihat begitu berat dan sulit,
namun bisa terasa mudah dan ringan berkat kontribusi doa ibu, terlepas
dari ikhtiar yang telah dilakukan.
Rabu, 12 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar