Sebuah kerajaan yang sangat makmur, hiduplah seorang Raja yang pemberani dan penasehatnya yang bijaksana.
Suatu
hari sang raja dan penasehat berburu. Malangnya, terjadilah kecelakaan
yang mengakibatkan jari kelingking sang raja terputus. Maka pulanglah
rombongan ini dalam keadaan yang gundah.
Setelah
mengalami perawatan selama beberapa hari, sang Raja mulai pulih secara
fisik, tetapi dia masih sangat malu untuk muncul di depan umum. Maka
dipanggillah sang penasehat.
Raja : "Penasehat, bagaimana menurut pendapatmu keadaanku yang tidak lengkap lagi ini?"
Penasehat : "Tidak masalah, baginda. Itu baik-baik saja. Bersyukurlah bahwa hanya kelingking yang hilang"
Mendengar
ini marahlah raja kepada penasehat. Dia berdebat panas dengan sang
penasehat yang akhirnya dipenjarakan karena dianggap menghina Raja.
Diangkatlah seorang penasehat baru.
Raja
tidak bisa meninggalkan hobi berburunya. Setelah sembuh total, dia
bersama penasehat barunya berburu kembali ke hutan yang lain. Tetapi
kembali sebuah kemalangan menimpa rombongan ini. Sedang asyik-asyiknya
mengejar kijang buruan, maka tersesatlah raja dan penasehat di hutan
tersebut.
Mereka tertangkap
oleh segerombolan suku liar di hutan itu, dan segera diikat untuk
dikorbankan kepada dewa suku itu. Upacara sudah disiapkan. Kuali raksasa
diisi air dan sudah dipanaskan. Kedua tawanan dibawa siap untuk
disembelih dan dimasak. Tiba-tiba sang dukun berteriak, bahwa si Raja
tidak boleh ikut disembelih karena cacat di kelingkingnya. Korban harus
sempurna tidak boleh cacat.
Maka
raja itu dibuang ke hutan, dan setelah 3 hari bertemu pasukan pencari
yang sudah berhari-hari berkeliling mencari sang Raja. Raja pulang
dengan keadaan letih, tetapi lega. Yang pertama dikunjunginya adalah
sang penasehat yang berada di penjara. Penasehat itu dikeluarkan dari
penjara dan Raja mengucapkan terima kasih. Raja membenarkan pendapat
sang penasehat bahwa memang kita harus bersyukur. Penasehat yang
kebingungan dengan perubahan hati sang raja bertanya ada apa. Dan Raja
menerangkan semua peristiwa di hutan itu.
Lalu
sang penasehat juga langsung sujud di hadapan Raja. "Baginda saya juga
berterima kasih karena baginda telah memenjarakan saya. Kalau saya tidak
dipenjara saat ini, tentu saja saya yang sekarang sedang di masak oleh
suku liar itu".
Saat
tertimpa musibah... sebisanya lah kita berusaha untuk tabah, karena
siapa tahu Tuhan punya rencana yang lain untuk kita. Dan perlu kita
ketahui, bahwa dibalik semua masalah... tersimpan sebuah hadiah yg indah
apabila kita mampu mengatasinya.
Selasa, 14 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar