Seorang gadis kecil bernama Dewi...4 tahun usianya. Hari itu diantar
oleh ibundanya masuk sekolah Taman Kanak-kanak. Betapa bahagia hati
Dewi, dengan langkah pasti dan berseragam lengkap, terbayang dibenaknya
dia akan banyak teman, bisa bermain, saling berbagi, dan bergembira di
lingkungan barunya. Hati sang Bunda pun juga bahagia mengantar putri
satu2nya tercinta, ke dunia baru sang putri untuk meraih masa depan.
Keduanya
bergandeng tangan melangkah pintu gerbang sekolah dan disambut para
guru TK dengan sapaan ramah. Sang ibu memperkenalkan putrinya kepada
seluruh guru2 di sekolah tersebut dengan penuh asih mereka menyambut
Dewi sebagai murid spesial-nya. Murid spesial, karena Dewi adalah
satu2-nya murid yang cacat. Sejak lahir Dewi hanya bertangan satu,
tangan kanannya cacat, dan hanya tumbuh kecil bagai seonggok daging.
Dewi-pun
dibimbing masuk ke kelas bersama teman-temannya yang lain sementara
puluhan mata memandang dengan heran, sinis dan cibiran. Teman-teman
kecilnya dengan polos menertawakan dirinya karena berbeda dengan yang
lain. Sungguh rasanya Dewi ingin menahan tangis dan sakit hatinya
ditertawakan teman-temannya.
Tidak kuasa membendung rasa malu
dan air matanya, Dewi-pun berlari keluar ruangan dan menemui Bundanya,
"....Bunda kita pulang saja.... Dewi tidak mau sekolah!!!..."
Sungguh
kaget sang Bunda mendengar ucapan Dewi. Beberapa saat yang lalu putri
tercintanya begitu bahagia, tapi sekejap telah berubah bagai awan
mendung hitam. Sang Bunda pun segera membimbing Dewi pulang ke rumah.
Sesampai di rumah Bunda dan Dewi terduduk dalam diam. Tidak tahu harus
bagaimana memulai kalimat, Sang bunda pun kebingungan harus bagaimana
membujuk sang bidadarinya untuk ceria dan bersemangat sekolah kembali.
Dalam
kesunyian, bidadari kecil itu dalam tangisnya mulai memecah keheningan,
"Bunda, mengapa Dewi hanya punya tangan satu? Sementara teman-teman
Dewi yang lain punya dua tangan? Mengapa Tuhan nggak adil Bunda??? Pedih
sekali sang Bunda mendengar pertanyaan malaikat kecilnya itu. Sesak
nafas sang Bunda, ingin dia menangis di depan putri satu-satunya itu.
Sambil
menata hati dan perasaannya sang bunda mendekat pada Dewi dan ilham
terbit di benaknya. Dipeluknya dan dihapus air mata bidadari kecilnya
seraya berbisik, "Sayangku, Tuhan Maha Adil. Tuhan teramat sayang sama
Dewi. Sungguh Tuhan amat mencintaimu Nak. SEBENARNYA-LAH TUHAN MENYIMPAN
SATU TANGANMU DI SURGA. Dia menjaga tanganmu disana dengan
keindahanNya. Menjaga tanganmu dari dosa dan maksiat. Suatu saat kita
kembali kepada-Nya pasti akan dikembalikan pada tubuhmu sayang. Putriku,
tanganmu akan menyambut dirimu dengan bahagia jika dirimu selalu
berbuat baik di dunia dan mematuhi perintah Tuhan......"
Hening
sesaat, di wajah bidadari kecil itu pun mulai tersungging senyuman dan
berkata, "Benarkah itu Bunda? Berarti Dewi tetap punya dua tangan ya?"
Jawab sang bunda, "Iya sayang, kamu tetap punya dua tangan dan kamu harus sabar menjemput tanganmu di sorga".
Mendung di wajah bidadari kecil itupun lenyap dan berganti mentari ceria kembali.....
Selasa, 14 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar